Waspada Penyakit Usus Buntu Pada Anak Lebih Beresiko
Usus buntu di dalam tubuh manusia memiliki peranan untuk ikut dalam mengendalikan infeksi di dalam tubuh, karena jaringan usus buntu terdiri dari jaringan limfoid.
Letak usus buntu yaitu di antara usus halus dan usus besar, lebih tepatnya di sebalah kanan bawah perut. Ukuran usus buntu sebesar dan sepanjang jari telunjuk kita. Dimana sesuai dengan namanya, ujung usus ini membuntu sehingga dengan begitu sangat rentan akan penyakit atau masalah-masalah lainnya. Dengan bagian pangkal yang kecil sangat mudah terjadi penyumbatan yang diakibatkan oleh berbagai hal.
Penyakit usus buntu atau apendisitis merupakan penyakit yang terjadi ketika usus buntu mengalami peradangan.
Penyakit yang satu ini bisa menimpa siapa saja. Selain orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa mengalaminya. Pada anak-anak, biasanya paling sering menimpa anak berusia 4-15 tahun.
Gejala Usus Buntu Pada Anak
Sebagai orang tua, maka sangat penting untuk mengetahui apa saja gejala yang akan terlihat jika anak-anak mengalami radang usus buntu. Sehingga setelah anda mengetahuinya, anda bisa langsung menghubungi pihak medis agar mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Gejala yang ditunjukan pada anak di bawah 2 tahun yaitu, terasa sakit di bagian bawah, perut membesar atau kembung dan muntah.
Namun, pada anak yang usianya lebih tua biasanya gejala awal yang ditunjukan yaitu terasa sakit di bagian perut sekitar pusar. Bahkan ketika melakukan gerakan tubuh, rasa sakit akan semakin parah.
Selain gejala umum yang sudah disebutkan di atas, penyakit usus buntu pada anak juga disertai dengan gejala-gejala lainnya seperti di bawah ini.
- Enggan untuk makan
- Mengalami muntah
- Diare
- Sakit perut seperti yang sudah disebutkan di atas
- Mengalami demam ringan
- Bahkan anak akan mengalami demam tinggi apabila usus buntu sampai pecah
Apabila anak anda mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas, maka segera mungkin anda harus membawa anak anda pergi ke dokter. Tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya radang usus buntu, namun dengan dilakukannya tes yang canggih, serta penggunaan antibiotik tertentu, kebanyakan kasus peradangan ini bisa diidentifikasi serta diobati tanpa adanya komplikasi.
Resiko Usus Buntu Pada Anak
Penyebab pasti radang usus buntu sebenarnya masih belum jelas. Namun, penyebab yang paling sering disebut yaitu karena masuknya kotoran yang berisikan kuman atau cacing. Kotoran-kotoran tersebut terperangkap pada usus buntu, sehingga dengan begitu peradangan akan terjadi.
Sakit yang dirasa biasanya akan bermula dari ulu hati hingga beberapa hari lamanya. Kemudian, rasa sakit akan berpindah ke bagian bawah kanan perut, sehingga akhirnya akan menetap di sana. Untuk lebih memastikan, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti tes darah, yang mana tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah ada peningkatan leukosit/sel darah putih atau tidak. Yang mana adanya peningkatan leuktosit merupakan tanda terjadinya infeksi.
Peradangan usus buntu akut bisa berkembang menjadi peradangan yang kronis, bahkan akibatnya akan sangat fatal apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik. Bisa juga terjadi abses atau pernanahan, kebocoran yang terjadi pada dindingnya, serta adanya penyebaran infeksi ke bagian perut atau bahkan hingga ke seluruh tubuh.
Biasanya radang usus buntu lebih sering menyerang orang dewasa. Namun, meskipun begitu bukan berarti jika anak-anak akan aman dari gangguan yang satu ini. Bahkan, meskipun jarang terkena tetapi peradangan usus buntu pada anak memiliki resiko yang lebih tinggi. Ketika anak-anak terserang, kondisinya akan lebih parah dibandingkan dengan orang dewasa. Rongga perut biasanya dilengkapi dengan tabir pelindung infeksi, yang mana rongga pelindung tersebut pertumbuhannya belum sempurna pada anak-anak. Oleh sebab itu, akibatnya ketika anak-anak terserang radang usus buntu, maka resikonya akan lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, radang usus buntu pada anak juga biasanya akan lebih sulit untuk dideteksi. Ketika dilakukan pemeriksaan, dokter akan kebingungan atau kesulitan dalam membedakan antara rasa sakit dan tidak, terlebih lagi pada anak balita.
Bahaya Jika Usus Buntu Pecah
Radang usus buntu sebenarnya dibedakan menjadi dua, yang mana bisa seluruh usus buntu mengalami peradangan atau hanya bagian pangkal saja yang mengalami penyumbatan. Apabila bagian pangkal usus buntu mengalami penyumbatan oleh sisa makanan atau apapun dan tidak bisa keluar, serta membusuk maka akan terjadi infeksi. Apabila tidak segera ditangani, maka keadaan seperti ini akan menjadi semakin parah. Bahkan peradangan yang terjadi bisa saja mengalami perforasi atau pecah. Jika sampai pecah, maka peradangan bukan terjadi hanya pada bagian itu saja, melainkan akan menyebar ke seluruh rongga perut dan akibatnya akan sangat fatal.
Pecahnya usus buntu akan terjadi apabila adanya radang berat, yang mana disusul dengan pecahnya pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan usus buntu. Seperti yang kita ketahui, aliran darah tersebut membawa oksigen dan sari-sari makanan, sehingga dengan begitu jaringannya akan menjadi rapuh atau bahkan mati, yang disusul dengan pecahnya usus buntu.
Langkah Pengobatan Usus Buntu Pada Anak
Radang usus buntu biasanya paling sering dilakukan operasi untuk membuang atau mengangkat usus buntu itu sendiri. Dalam beberapa kasus, operasi ini berlangsung tidak lama setelah seseorang dinyatakan terserang penyakit ini.
Biasanya sebelum melakukan operasi, anak penderita usus buntu akan diberikan obat, yang mana tujuannya yaitu agar mereka tertidur. Sehingga dengan begitu tidak akan merasakan sakit ketika operasi berlangsung, biasanya operasi memakan waktu selama 1 jam.
Setelah Dilakukan Operasi Usus Buntu
Usus Buntu Belum Pecah
Apabila usus buntu anak masih belum pecah, maka anak tersebut akan dirawat di rumah sakit selama 1-2 hari lamanya setelah menjalankan operasi. Apabila pada saat itu anak merasa sehat, maka aktivitas seperti biasanya akan dimulai dengan perlahan. Selain itu, ia juga dianjurkan untuk melakukan kontrol setelah 3 sampai 5 hari. Yang mana hal ini dilakukan guna memastikan bahwa proses penyembuhan berjalan dengan baik. Bahkan sekitar 2 sampai 3 minggu setelah menjalankan operasi, anak harus diperiksa ulang untuk mengetahui kondisinya.
Usus Buntu Sudah Pecah
Apabila usus buntu sudah pecah, maka anak penderita usus buntu tersebut harus dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama atau sekitar 5 hari. Selama masa pemulihan, anak tersebut akan mendapatkan infus atau antibiotik, bahkan tidak diperbolehkan untuk makan dan minum setelah operasi.
Pada kondisi seperti ini, memerlukan tabung selang yang dipasang melewati hidung untuk ditujukan ke lambung. Fungsinya yaitu, menjaga perut anak agar tetap kosong, mencegah muntah dan memungkinkan agar usus ini beristirahat. Apabila anak sudah siap untuk makan dan minum, maka selang itu pun akan dilepas.
Mengetahui radang usus buntu pada anak sangat beresiko, maka anda sebagai orang tua harus memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan anak anda sendiri. Semoga bermanfaat.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Response to "Waspada Penyakit Usus Buntu Pada Anak Lebih Beresiko"
Posting Komentar